Mari berdendang & bernyanyi !

____

10/24/2025

.Feast - Kami Belum Tentu (Lirik)

.Feast – Kami Belum Tentu (Lirik)

Pagi itu, tiang bendera di halaman sekolah masih berdiri tegak. Benderanya lusuh, warnanya sudah pudar, tapi tetap dikibarkan setiap Senin. Matahari membakar ujung kainnya, tapi tak ada yang benar-benar peduli.

Raka berdiri di barisan paling belakang. Seragamnya kusut, rambutnya agak panjang. Ia tak ikut menyanyikan lagu kebangsaan — bibirnya hanya bergerak seolah hafal, tapi tanpa suara. “Untuk apa?” pikirnya. “Negeri ini tak pernah hafal namaku juga.”

Setelah upacara selesai, ia dan teman-temannya duduk di kantin sekolah. Di meja itu, selalu ada tiga orang: Raka, Dimas, dan Sinta. Mereka bertiga sering dianggap pemalas, padahal hanya terlalu banyak berpikir untuk anak seumuran mereka.

“Lo tahu, beasiswa buat kampus luar negeri dicabut lagi,” kata Sinta, membuka obrolan. “Katanya biar dana dialihkan buat pembangunan daerah.”

“Daerah mana?” tanya Dimas ketus. “Yang pejabatnya punya rumah di Jakarta?”

Mereka tertawa kecil, tapi tawanya getir.

Raka menatap layar ponsel — notifikasi berita berseliweran. Earth-03: Kerusuhan lagi. Earth-04: Perang nuklir lagi. Dunia seperti terus mengulang kesalahan yang sama, hanya ganti latar dan tahun.

Ia menatap langit. “Kita ini kayak penonton film yang udah tahu ending-nya, tapi tetep nonton karena nggak punya pilihan.”

Di kelas, guru mereka bicara soal “pemimpin masa depan”. Tentang harapan, integritas, dan semangat bangsa. Tapi suara guru itu seperti gema kosong di kepala Raka.

“Pemimpin di esok hari,” katanya dalam hati, “adakah yang cukup mampu? Atau cuma aktor yang ganti kostum?”

Ketika jam pelajaran selesai, mereka nongkrong di warung dekat sekolah. Di TV tua milik pemilik warung, berita menampilkan potongan video: pejabat berdoa di gereja, tapi beberapa hari lalu terekam memukul demonstran.

“Pura-pura bersih lagi,” gumam Dimas sambil menirukan gaya pidato. “Bagaikan Kalpataru.”

Sinta nyengir. “Sembah Tuhan tiap Minggu, tapi masih lempar batu.”

Mereka terdiam. Dunia terlalu ironis untuk ditertawakan, tapi terlalu menyedihkan untuk ditangisi.

Raka akhirnya membuka suara. “Kita dikasih hati, masih minta tambah paru,” katanya pelan. “Nggak pernah puas, padahal napas aja belum tentu cukup panjang buat berubah.”

Malam itu, Raka menulis di buku catatannya: Kita tumbuh di zaman yang bingung. Di mana pintar bisa kalah dari pencitraan, dan peduli dianggap pengkhianatan. Dunia berubah terlalu cepat, tapi hati manusia tak ikut maju. Kami belum tentu kuat, tapi kami juga belum tentu menyerah.

Di luar, lampu jalan padam. Listrik mati lagi. Tapi dari jendela kamarnya, Raka bisa melihat cahaya samar dari lilin kecil di meja.

Ia menatapnya lama-lama, lalu tersenyum kecil. “Setidaknya, api ini masih hidup,” bisiknya. “Dan mungkin… kami belum tentu kalah.”

Lagu ini ditulis oleh Dicky Renanda / Adrianus Aristo Haryo / Adnan Satyanugraha Putra / Fadli Fikriawan / Daniel Baskara Putra.


.Feast - Kami Belum Tentu (Lirik)

Tiang masih berdiri
Bendera makin tinggi
Berkibar tiap pagi
Dimakan matahari

Merah makin memudar
Yang bunglon merasa benar
Putih makin menguning
Yang pintar masih berpaling

Ditinggal beasiswa
Tenang, Kawan, tak apa
Bertahan buat apa?
Belum ada artinya

Masih dipeluk setan
Alergi peradaban
Alergi kemajuan
Mendorong kemunduran

Pemimpin di esok hari
(Adakah yang cukup mampu)
Mewakilkan suara kami?
(Jelas, tak ada yang tahu!)

Ada yang cukup peduli
Umat yang dikelabui
Melupakan masa lalu
(Namun, kami belum tentu!)

Earth-03, kerusuhan lagi
Earth-04, perang nuklir lagi
Jadikan pelajaran
Jangan sampai rusak beneran

Earth-02 masih main tusuk
Tiap hari kian buruk
Ayo, cepat, mending rujuk
Jangan sampai salah tunjuk

Pemimpin di esok hari
(Adakah yang cukup mampu)
Mewakilkan suara kami?
(Jelas, tak ada yang tahu!)

Ada yang cukup peduli
Umat yang dikelabui
Melupakan masa lalu
(Namun, kami belum tentu!)

Pemimpin di esok hari
(Adakah yang cukup mampu)
Mewakilkan suara kami?
(Jelas, tak ada yang tahu!)

Ada yang cukup peduli
Umat yang dikelabui
Melupakan masa lalu
(Namun, kami belum tentu!)

Apa guna gelar kami?
(Siapa yang sudah tahu)
Jadi apa tua nanti?
(Tentu, kami belum tahu!)

Tumblr, Reddit diblok lagi
(Siapa bilang situs biru?)
Untuk apa terkoneksi
(Jika masih mati lampu?)

Cukup dikasih hati
(Masih minta tambah paru)
Pura-pura bersih lagi
(Bagaikan Kalpataru)

Jelas-jelas tangan besi
(Masih berlagak rindu)
Sembah Tuhan tiap Minggu
(Tapi masih lempar batu)

Ada yang cukup peduli
Umat yang dikelabui
Melupakan masa lalu
(Namun, kami belum tentu!)

Ada yang cukup peduli
Umat yang dikelabui
Melupakan masa lalu
(Namun, kami belum tentu!)

Share:

0 komentar:

Post a Comment

Total Pageviews

Histats

Tags

Lirik (132) Lokal (68) Jepang (45) OST. Anime (34) Terjemahan / Translate (33) Barat (14) OST. Film (13) Korea (4) OST. Series/Drama (3) Thread (3) Latin (1)

Blog Archive

New Post

Raisa - Bye-Bye | Lirik & Terjemahan

Raisa - Bye-Bye | Lyrics Hey Girl You know you're beautiful Where is the pretty smile that You've been hiding far too long...

Search